Popular posts

Unknown On Minggu, 03 Maret 2013


REAKSI UJI KARBOHIDRAT
II.          TUJUAN               :
                                                                                  1.            Mempelajari dan memahami reaksi-reaksi uji pada karbohidrat
                                                                                  2.            Membedakan Pati dari sakarida dengan uji iodine
III.          DASAR TEORI     :
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunaniσάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen.
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa – seyawa ini menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida) dan  Polisakarida

      1.            Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Rumus empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa. Monosakarida yang paling kecil n = 3 adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.

      2.            Disakarida (Oligosakarida)
      Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10 monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda.
      Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
      Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa.
      Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.

      3.            Polisakarida
      Polisakarida tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari strukturnya, butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri atas rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul – molekul glukosa.
      Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya mereduksi, yang dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch dipergunakan untuk mengenal karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol ataupun a-naftol. Reagen Seliwanof dipergunakan untuk mengenal adanya karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida amilum.

IV.          ALAT DAN BAHAN
A.      Alat
NO
Nama Alat
Ukuran (ml)
Jumlah
1
Rak tabung reaksi
-
1
2
Penangas (lampu spritus)
-
1
3
Gelas kimia
50
13
4
Penjepit
-
1
5
Batang pengaduk
-
1
6
Pipet tetes
-
1
7
Neraca Analitik
-
1

B.       Bahan
Nama Bahan
Jumlah
Larutan gula
4 ml
Larutan Madu
4 ml
Larutan susu
4 ml
Larutan amilum
4 ml
Larutan Glukosa
4 ml
Larutan fruktosa
4 ml
Larutan laktosa
4 ml
Larutan maltose
4 ml
Larutan Iodin (I2)
16 tetes
Larutan HCL
16 tetes
Larutan NaOH
16 tetes
Larutan NH3
2 ml
Larutan AgNO3
8 ml
Aquades
Secukupnya


V.          PROSEDUR KERJA
                1.            Uji Tollens
·           1 ml larutan AgNO3 di campurkan kemudian 2 tetes NaOH 10% ( ditetes demi tetes) dan ammonia encer.
·           Campuran di atas di aduk kemudian di tambahkan 1 ml larutan sampel ( karbohidrat) didiamkan selama 5 menit.
·           Jika tidak terjadi reaksi larutan di panaskan.
·           Pada semua larutan smapel di lakukan hal yang sama
·           Hasil pengamatan di catat.
                2.            Uji iodine
·           Di tambahkan 2 tetes iodine pada 3 ml pada masing-masing larutan karbohidrat (Larutan Glukosa, Larutan Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan Susu), pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes air, pada tabung reaksi II di tambahkan 2 tetes HCL 6 N, dan pada tabung reaksi III di tambahkan 2 tetes NaOH 6 N.
·           Hasil campuran diatas di kocok dan di perhatikan warna apa yang terbentuk.
·           Setelah di kocok tabung di panaskan, dan kemudian di dinginkan.
·           Di lakukan hal yang sama pada semua larutan sampel.
·           Hasil pengamatan di catat.


VI.          DATA HASIL PENGAMATAN
A.    Uji Tollens
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
1.      Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi tetes) dan amoniak encer
2.      Mengaduknya kemudian
menambahkan 1 ml larutan sampel ( karbohidrat) mendiamkan selama 5 menit
3.      Memanaskan larutan jika tidak terjadi reaksi
a.       Glukosa
·         1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3 encer + 1 ml glukosa (dikocok)
·         Di panaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan selama 5 menit


b.      Maltosa
·         1 ml AgNO3 5 %  + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3 +1ml maltose (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan selama 5 menit
c.       Laktosa
·         1 ml AgNO3 5 %  + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3 + 1 ml laktosa(dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan selama 5 menit
d.      Fruktosa
·         1 mg AgNO3 5 % + 2 tetes NaOH 10% + 5 tetes NH3 + 1 ml fruktosa (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan

·         Didinginkan sekitar 5 menit
e.       Madu
·         1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3 + 1 ml madu (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan selama 5 menit
f.       Susu
·         1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3 + 1 ml susu (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan selama 5 menit
g.      Amilum
·         1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3 + 1 ml amilum (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·         Didinginkan sekama 5 menit
h.      Gula
·         1 ml AgNO3  + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3 + 1 ml gula (dikocok)
·         Dipanaskan sampai terjadi perubahan

·         Didinginkan selama 5 menit











·      Larutan berwarna coklat keruh endapan berwarna hitam


·      Larutan berwarna abu-abu keruh, dan endapan hitam ( mengkilat )
·      Larutan bening dan endapan ungu (mengkilat)

·      Larutan keruh dan endapan hitam



·      Larutan berwarna abu-abu keruh dan endapan hitam (mengkilat )
·      Larutan bening keruh kehijauan dan endapan hitam (mengkilat)

·      Larutan berwarna hitam endapan abu-abu

·      Larutan berwarna hijau dan keruh endapan hitam (mengkilat)
·      Warna bening keruh kehijauan dan endapan hitam (mengkilat)

·      Larutan hitam dan  endapan abu-abu

·      Larutan berwarna agak kehijauan dan keruh, endapan hitam (mengkilat)
·      Larutan bening keruh kehijauan dan  endapan hitam (mengkilat)

·      Larutan berwarna hitam  dan endapan hitam

·      Larutan bening kehijauan  dan endapan hitam.
·      Larutan bening agak kehijauan dan endapan hitam (mengkilat)

·      Larutan berwarna coklat dan endapan abu-abu.

·      Larutan berwarna merah bata dan endapan abu-abu
·      Larutan berwarna merah bata dan endapan hitam

·      Putih susu endapan abu-abu


·      Larutan bening endapan ungu

·      Larutan bening endapan ungu


·      Larutan bening dan endapan abu-abu

·      Larutan berwarna hitam dan endapan hitam
( mengkilat )
·      Larutan keruh endapan abu-abu

B.     Uji iodine
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
        1)      Memasukkan 3 ml larutan gula masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada :
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
     2)         Memasukkan 3 ml larutan fruktosa  masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH



     3)         Memasukkan 3 ml larutan madu masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air

·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
     4)         Memasukkan 3 ml larutan maltosa  masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH



     5)         Memasukkan 3 ml larutan glukosa  masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
     6)         Memasukkan 3 ml larutan susu masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH


Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH



     7)         Memasukkan 3 ml larutan amilum masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH




     8)         Memasukkan 3 ml larutan laktosa masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan lagi pada:
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·      Tabung 1: + 2 tetes air
·      Tabung 2: + 2 tetes HCl
·      Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
·         larutan kuning pucat     






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan tidak berubah
·         Larutan menjadi bening


·         Warna larutan tidak berubah
·         Larutan bening
·         Larutan bening

·         larutan kuning pucat     






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan semakin kuning


·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna larutan jingga


·         larutan kuning pucat






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan semakin kuning



·         Warna larutan tidak berubah
·         Larutan bening
·         Warna larutan orange

·         Larutan kuning






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan semakin kuning
·         Larutan bening


·         Larutan bening
·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna larutan kuning tua


·         Larutan kuning






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan kuning pekat
·         Warna larutan kuning pudar


·         Larutan bening
·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna larutan kunin

·         larutan berwarna putih susu






·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan tidak berubah
·         Terdapat endapan



·         Hijau berubah kuning
·         Warna putih berkurang terbentuk gel
·         Gel menyatu diatas dan warna putih pucat

·         Warna permukaan larutan ungu pekat dan di bawah permukaan bening




·         Warna larutan tidak berubah
·         Warna larutan ungu muda
·         Warna larutan tidak berubah


·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna ungu memudar menjadi bening
·         Warna larutan kuning pucat dan terdapat butiran halus berwarna hitam
·         Larutan berwana kuning jernih






·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna larutan kuning
·         Warna larutan merah


·         Warna larutan kuning pucat
·         Warna larutan kuning pekat
·         Warna larutan merah



VII.            PEMBAHASAN
                1.            Uji tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton.
Dalam percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat Pereaksi tollens yaitu dengan Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi tetes) sehingga menghasilkan pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia, amonia membentuk kompleks larut air dengan ion perak.
Pada praktikum ini menggunakan delapan jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lain Larutan Glukosa, Larutan Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan Susu. 
Pada percobaan terhadap Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan glukosa dan madu pada saat ditambahkan dengan pereaksi tollens terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna hitam. Kemudian dipanaskan terjadi lagi perubahan yaitu warna larutan abu-abu keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi dan endapan berwarna kehitaman, setelah larutan di dinginkan warna larutan berubah lagi menjadi bening kehijauan dan endapannya berwarna hitam. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa keenam larutan ini merupakan senyawa aldehid, karena pada dasar tabung reaksi mengkilat yang menunjukkan adanya endapan cermin perak.Endapan cermin perak ini berasal dari Gugus aktif pada pereksi tollens yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada dinding tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat . ion Ag+  dalam reagensia tollens direduksi  menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi . reaksi dengan pereaksi tollens mampu meng ubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. 
Pada percobaan terhadap larutan susu dan amilum pada saat ditambahkan pereaksi tollens terjadi perubahan warna pada susu yang awalnya berwarna putih susu berubah menjadi coklat dan terbentuk endapan abu – abu sedangkan pada amilum yang awalnya bening berubah menjadi warna putih susu dan terbentuk endapan abu –abu, kemudian pada saat dipanaskan warna larutan berubah lagi warna larutan  dan endapan hitam sedangkan pada larutan amilum larutan menjadi bening dan endapan ungu. Pada kedua larutan ini tidak tebentuk endapan cermin perak yang terbentuk hanya endapan berwarna hitam pada susu dan ungu pada amilum.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa kedua larutan ini termasuk kedalam senyawa keton karena tidak menghasilkan endapan cermin perak. Susu dan amilum tidak dapat membentuk cermin perak karena tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonnya. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan.  



2. Uji Iodin

Uji iodin digunakan untuk medeteksi adanya pati ( suatu polisakarida ). Pada percobaan masing – masing larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes iodin, Iodin yang ditambahkan berfungsi sebagai  indikator suatu senyawa polisakarida. Uji Iodin dalam percobaan dilakukan dengan 3 kondisi yaitu kondisi, netral,asam dan basa,yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes air pada tabung I ( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes NaOH pada tabung III ( basa ). Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan, setelah dipanaskan pada tabung I dengan kondisi netral diperoleh (+2 tetes air) tidak terjadi perubahan warna, dengan basa (+ 2 tetes NaOH) tidak mengalami perubahan  warna (warna tetap keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan koordinasi antara ion iodida pada heliks. Hal ini disebabkan karena  dengan basa I2 akan mengalami reaksi sebagai berikut:
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Sehingga pada larutan tidak terdapat I2 yang menyebabkan tidak terjadinya ikatan koordinasi sehingga warna tetap keruh, sedangkan dengan kondisi asam (+ 2 tetes  HCl)  terjadi perubahan warna dari keruh menjadi bening. 
 Pada kondisi asam NaI dan NaIO3 diubah menjadi I2 kembali  oleh asam klorida . Jadi pada kondisi asam-lah memberikan hasil uji terbaik. Dengan reaksi:
5 NaI + NaIO3 + 6 HCl → 3 I2 + 6 NaCl + 3 H2O
  
VIII.            KESIMPULAN
         1)         Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan glukosa dan madu termasuk ke dalam senyawa aldehid.
         2)         Susu dan amilum termasuk ke dalam senyawa keton
         3)         Polisakarida tidak mengalami reaksi oksidasi, sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid (senyawa aldosa) mengalami reaksi oksidasi
         4)         Uji iodine baik dilakukan pada kondisi asam karena menghasilkan hasil yang optimal.
         5)         Seharusnya pada uji iodin ini dapat dilihat bahwa dari glukosa , fruktosa, maltosa, laktosa ,madu,susu dan amilum hanya amilum yang dapat dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil secara berurutan hingga terbentuk glukosa.selain itu, sampel yang lain bukanlah polisakarida, tetapi monosakarida dan disakarida yang tidak membentuk molekul kompleks misellet pati jika dihidrolisis.

IX.            LAMPIRAN
Laporan sementara
Photo Hasil Percobaan

X.            DAFTAR PUSTAKA
Ciptadi. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Penerbit : Universitan palangkaraya.
Kusnawidjaya, Kurnia. 1983. Biokimia. Penerbit Alumni : Bandung
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Pres: Jakarta

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments